Jakarta –
Ramy Romany, seorang arkeolog dan ahli Mesir kuno, menceritakan pengalamannya batuk darah dan halusinasi parah setelah membuka makam mumi. Peristiwa itu terjadi pada tahun 2019 saat ia mengunjungi sebuah makam di kota Amarna yang sudah bertahun-tahun tak tersentuh.
Beberapa jam kemudian, Ramy mengaku merasa tidak enak badan saat kembali ke Kairo. Bahkan, keesokan harinya, Ramy juga mengalami demam tinggi hingga 42 derajat Celcius dan mengalami gejala lain.
Kejadian itu mengejutkan banyak orang. Tak sedikit netizen yang mengaitkan kejadian ini dengan kutukan mumi Mesir kuno. Jadi, apa faktanya? Periksa yang berikut ini.
Menjelajahi Makam Firaun
Saat meninjau makam firaun, kata Ramy, timnya dipandu warga sekitar.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
“Ketika kami berfoto di sana, kami pergi ke kuburan yang sudah bertahun-tahun tidak dibuka. Saat membuka kuburan, warga sudah bergerak terlebih dahulu untuk memastikan tidak ada ular atau kutukan,” kata Ramy seperti dikutip dari Daily Mail, Minggu (14/5/2023).
“Kami tidak percaya kutukan. Kami turun tangga saja. Kuburannya tidak ada habisnya, kami terus turun, dan sangat berdebu. Saya mencium semuanya,” lanjutnya.
Sejak pencarian itu, Ramy mulai merasa tidak enak badan. Ia menceritakan bahwa di dalam kubur tersebut terdapat banyak kelelawar dan ular. Ramy juga mencium bau amonia yang kuat dari urin kelelawar.
Arkeolog Batuk Darah-Halusinasi
Keesokan harinya, ia mengalami demam tinggi, batuk darah, dan mengalami halusinasi. Tak satu pun dokter saat itu yang mengetahui apa yang dialami Ramy.
“Mereka memberi saya banyak antibiotik dan saya menjelaskan dari mana saya berasal,” jelasnya.
Mendengar penjelasan Ramy, dokter yang merawatnya menjelaskan bahwa kombinasi antara ular dan kelelawar tidak baik untuk kesehatan.
“Kelelawar, ular, dan debu bukan kombinasi yang baik. Penyakit ini bisa apa saja. Kami belum pernah melihat kombinasi gejala seperti ini. Tapi semoga antibiotiknya manjur,” kata Ramy menirukan ucapan sang dokter.
Bukan karena yang Gaib
Menurut Ramy, penyakit yang dideritanya lebih terkait dengan penumpukan jamur ketimbang penyakit gaib.
“Bukan hantu Raja Tut yang bangun dari kubur. Namun, membiarkan kubur tertutup selama ribuan tahun dengan bahan organik hidup di dalamnya, lalu membuka dan masuk ke dalamnya tidak sehat,” jelasnya.
Selain itu, ia juga menyinggung kasus kematian seorang arkeolog terkait pembukaan makam mumi yang terjadi pada tahun 1920-an.
“Dulu masyarakat tidak memakai masker saat menemukan kuburan ini. Banyak hal yang bisa terjadi. Orang bisa meninggal setelah membuka kuburan untuk pertama kali,” pungkasnya.
Tonton video “Apa yang Terjadi di Otak Pasien OCD”
[Gambas:Video 20detik]
(avk/suc)