Chiang Mai –
Fenomena pedagang memilih harga untuk turis sering terjadi di Indonesia. Lalu, apakah hal buruk serupa juga kerap terjadi di Thailand?
Jawabannya adalah ya, ada. Pemandu kami dari Chiang Mai, Masukree Kueteh, membenarkan hal ini. detikTravel bersama Tourism Authority of Thailand (TAT) melakukan perjalanan ke Chiang Mai, Chiang Rai dan Bangkok minggu lalu.
Jadi, pedagang yang suka ketok harga punya dua patokan harga. Untuk wisatawan mancanegara akan diberikan harga yang lebih tinggi dari wisatawan lokal.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
“Dulu ada. Gaya pasar malam kan? Harganya ada dua,” kata Masukree.
“Untuk bule harganya sangat mahal, bisa 200 dibanding lokal, hanya 100,” imbuhnya.
Pasar Malam di Chiang Mai (Foto: Ahmad Masaul Khoiri/detikcom)
Namun, kata Masukree, pedagang yang menanyakan harga itu bukan orang Thailand. Mereka datang dari negara tetangga Myanmar ke Laos.
“Tapi yang jual bukan orang Thailand. Mereka orang asing, orang dari Myanmar sampai Laos,” ujarnya.
Lalu, apakah masih ada perilaku yang membuat traveler merasa tidak nyaman? Masukree mengatakan, pedagang nakal yang memungut harga sudah tidak ada lagi karena warga setempat tidak menyukai kegiatan ini dan pemerintah berusaha untuk mengendalikannya.
Jadi, kalaupun ada selisih harga, harus berdasarkan lokasi pembelian.
“Tapi sekarang bisa atau tidak. Harga di sini sama, sudah dikontrol. Karena harga dari mulut ke mulut rusak dan bahkan orang Chiang Mai tidak menyukainya,” katanya.
“Pemerintah juga mengatur harga menengah. Tapi harga kita di pasar malam karena sewanya cukup mahal, mungkin produknya sama. Di luar kota 100 baht dan di pasar malam bisa 150 baht karena itu tempat yang berbeda,” katanya.
Tonton Video “Demonstrasi Tolak KTT APEC di Thailand Dibubarkan dengan Tembakan Peluru Karet”
[Gambas:Video 20detik]
(misalnya/perempuan)