Jakarta –
Bagi wanita, masa menjelang persalinan adalah masa yang mendebarkan. Pasalnya, banyak kasus ibu hamil yang harus menjalani induksi untuk bisa melahirkan secara normal tanpa operasi.
Sebenarnya, apa itu induksi dalam persalinan? Induksi adalah metode merangsang kontraksi pada wanita hamil. Dirangkum dari berbagai sumber, induksi menjadi solusi tepat jika ada risiko yang mengancam kesehatan ibu dan bayi. Simak artikel ini untuk penjelasan apa itu induksi, bagaimana prosedurnya, dan risikonya.
Apa itu Induksi Persalinan?
Induksi adalah istilah yang digunakan dalam proses persalinan. Istilah ini mengacu pada proses mendorong rahim untuk berkontraksi sebelum persalinan dimulai. Tujuannya agar ibu hamil bisa melahirkan bayi secara normal.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Pada beberapa kasus kehamilan, induksi harus dilakukan karena berbagai faktor, terutama jika terdapat risiko yang mungkin dialami oleh ibu dan bayi. Tingkat keberhasilan induksi persalinan, misalnya, dapat dinilai dari seberapa lunak dan melebarnya serviks. Selain itu, usia kehamilan juga perlu dipantau sebelum memutuskan melakukan induksi.
Alasan untuk Mendorong Tenaga Kerja
Induksi persalinan dilakukan karena beberapa alasan, seperti yang dinyatakan oleh Mayo Clinic sebagai berikut:
Tidak melahirkan bahkan mendekati 1 sampai 2 minggu setelah tanggal jatuh tempo Tidak melahirkan setelah ketuban pecah Infeksi rahim atau korioamnionitis Perkiraan berat badan bayi kurang dari 10 tahun masa kehamilan, yang berarti pertumbuhan janin terhambat Jumlah cairan ketuban atau oligohidramnion yang tidak mencukupi di sekitar bayi Ibu mengalami kencing manis saat hamil (diabetes gestasional), atau mengidap diabetes sebelum hamil Tekanan darah tinggi menyebabkan tanda-tanda kerusakan pada sistem organ lain (preeklampsia) selama hamil Tekanan darah tinggi sebelum hamil yang berkembang sebelum usia kehamilan 20 minggu (menahun) tekanan darah tinggi) atau setelah 20 minggu kehamilan (hipertensi gestasional) Kondisi medis tertentu seperti penyakit jantung, paru-paru, ginjal, dan obesitas Plasenta mengelupas sebagian atau seluruhnya dinding dalam rahim sebelum persalinan.
NHS sendiri mengatakan bahwa induksi harus dilakukan jika ketuban pecah lebih dari 24 jam sebelum dimulainya persalinan, karena ada kemungkinan ibu dan bayinya akan terinfeksi. Perlu diingat bahwa keputusan untuk melakukan induksi diambil dengan berbagai pertimbangan. Beberapa faktor yang dijadikan acuan penilaian yaitu kesehatan ibu dan keadaan serviks, kesehatan bayi, usia kehamilan, berat badan, ukuran dan posisi janin dalam kandungan.
Apa itu Prosedur Induksi Persalinan?
Mengenai prosedur induksi persalinan, NHS menjelaskan prosesnya secara rinci. Pertama, kontraksi dirangsang dengan memasukkan tablet (pessary) atau gel ke dalam vagina ibu hamil. Proses induksinya sendiri memakan waktu cukup lama, apalagi jika serviks perlu dilunakkan.
Selanjutnya ibu akan diminta menunggu di ruang khusus rumah bersalin selama proses induksi. Jika kontraksi tidak terjadi setelah 6 jam, tablet atau gel lain akan diberikan.
Setelah itu harus menunggu lagi sekitar 24 jam. Jika tidak ada kontraksi setelah 24 jam, dosis akan ditingkatkan. Dalam beberapa kasus, penurunan hormon diperlukan untuk mempercepat persalinan.
Bahkan menggunakan metode induksi untuk membuka jalan lahir, prosesnya memakan waktu seperti biasanya. Namun, tidak sedikit ibu yang melahirkan dalam waktu 24 hingga 48 jam.
Simak Video “Hanya 55 Persen Ibu Hamil yang Dites HIV, Kemenkes: Ada yang Tidak Ijin Suami”
[Gambas:Video 20detik]
(fds/fds)