Jakarta –
Sejumlah negara di dunia, seperti Korea Selatan, Jepang, dan Amerika Serikat, dihantui ‘resesi seks’. ‘Depresi seksual’ berhubungan dengan penurunan keinginan seseorang untuk berhubungan seks, menikah dan memiliki anak.
Lalu bagaimana dengan RI? Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr.
Namun, ‘resesi seks’ di Indonesia berlangsung cukup lama. Hal ini dikarenakan sebagian besar masyarakat Indonesia masih terfokus pada tujuan menikah untuk mendapatkan keturunan atau pro-creation.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
“Potensinya ada, tapi sangat panjang, karena dengan cara ini usia pernikahan semakin panjang. Pernikahan bukan seks,” kata Hasto saat ditemui di Hotel Shangri La, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa. (12/6/2022).
Faktor Risiko Orang Menolak Menikah
Meski ‘resesi seks’ belum sepenuhnya menghantui negara tersebut, namun tetap perlu diwaspadai karena menyangkut demografi suatu negara. Dikutip dari The Atlantic, berikut 5 pemicu ‘kemerosotan seks’
1. Orang muda mencari kesenangan dengan cara lain
Salah satu faktor penyebab ‘kemerosotan seks’ adalah kaum muda yang mencari kesenangan sendiri dalam memenuhi kebutuhan seksualnya, tanpa melibatkan pasangan.
Sebuah laporan mencatat, sejak 1992 hingga 1994, fenomena masturbasi di Amerika Serikat (AS) berkembang pesat. Persentase pria yang melakukannya
masturbasi dalam minggu tertentu juga meningkat dua kali lipat menjadi 54 persen. Sedangkan persentase wanita yang melakukan masturbasi juga meningkat tiga kali lipat menjadi 26 persen.
Di Jepang, sebagian orang memandang seks dengan pasangan sebagai dokusai atau ‘membosankan’. Sebaliknya, The Economist melaporkan
berhubungan seks dengan pasangan, beberapa pria memilih untuk mengunjungi toko onakura. Di sana, mereka membayar untuk masturbasi di depan
pegawai wanita toko tersebut.
Dengan perkembangan zaman, orang bisa mengakses konten porno di mana saja dan kapan saja. Oleh karena itu, mereka merasa ‘puas’
dengan menonton konten pornografi.
BERIKUTNYA: Generasi Muda Tidak Bisa Membangun Hubungan Jangka Panjang