liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
Kunjungan Turis di Bali Meningkat, Begitu Juga Angka Kriminalitas


Jakarta

Turis Rusia di Bali dikabarkan mengalami berbagai masalah, mulai dari menjajah karya warga sekitar hingga ugal-ugalan di jalan. Ternyata turis dari Ukraina juga sama.

Menurut data Dinas Pariwisata Bali, jumlah WNA Rusia dan Ukraina yang berkunjung ke Bali dari tahun 2022 hingga Januari 2023 sebanyak 90.833 orang. Beberapa dari mereka tidak hanya bepergian, tetapi juga bekerja secara ilegal, dan perilaku mereka sangat mengganggu.

Kejahatan turis Rusia dan Ukraina difilmkan di jalan raya. Merujuk pada laporan data yang disampaikan Polda Bali, terlihat bahwa wisatawan asal Ukraina dan Rusia paling banyak melakukan pelanggaran lalu lintas di Bali. Kepala Dinas Pariwisata Daerah (Dispar) Bali, Tjok Bagus Pemayun mengatakan, papan pengumuman atau spanduk peringatan akan dipasang dalam bahasa Rusia dan Ukraina selain bahasa Indonesia dan Inggris.

IKLAN

GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN

Keberadaan mereka disorot karena berbagai aksi yang membuat geleng-geleng kepala. Ketua Badan Pariwisata Bali (BTB) Ida Bagus Agung Partha Adyana menyampaikan keprihatinannya sejak akhir Februari 2023. Ia berharap pemerintah segera membatasi jumlah kunjungan wisatawan dari kedua negara. Ia menilai, para turis asal Rusia dan Ukraina tersebut tidak berlibur ke Bali, melainkan mencari pekerjaan melainkan menggunakan visa turis.

Bahkan, turis Rusia dan Ukraina tertangkap kamera berakting dengan berbagai cara. Mereka juga memiliki persewaan sepeda motor tetapi tidak terdaftar secara resmi. Mereka juga menjadi instruktur selancar, fotografer, bekerja di salon, dan berjualan sayur.

Salah satu fotografer lokal, Son Agung Sony, mengatakan sudah melaporkan perilaku turis Rusia dan Ukraina jauh sebelum wabah.

“Saya sudah lama melaporkannya, tetapi tidak mendapat tanggapan dari pihak berwenang. Dan, semua yang sibuk, turis Rusia dan Ukraina, itu benar-benar terjadi,” kata Sony dalam percakapan dengan detikTravel

“Sebenarnya orang bule Rusia dan Ukraina yang melakukan pekerjaan warga lokal sudah ada sejak sebelum Corona, tapi sekarang semakin banyak yang membicarakan mereka karena tindakan mereka semakin ekstrim dan media sosial merekamnya. Termasuk, menggunakan plat nomor palsu, bukan barusan. ,” kata Sony.

“Faktanya, pekerjaan yang diambil alih oleh turis Rusia bukan hanya fotografer, tapi dari real estate hingga layanan pijat yang mereka lakukan,” jelasnya.

Bukan karena Perang Rusia vs Ukraina

Sony menilai peningkatan kedatangan wisatawan Rusia dan Ukraina ke Bali bukan karena perang kedua negara. Turis Rusia dan Ukraina yang tiba di Bali sebenarnya adalah mereka yang sudah berada di Asia Tenggara sebagai tempat tinggal.

“Efek perang antara Rusia dan Ukraina pasti ada. Mungkin saja mereka menghindari wajib militer di Rusia, tapi tidak banyak. Sebab, sebelum pandemi biasa, turis yang menyalahgunakan visa turis gila-gilaan,” kata Sony.

“Ini turis yang pindah dari Thailand. Di sana mereka melakukan hal serupa, datang dengan visa turis tapi kemudian bekerja secara ilegal. Sekarang Thailand sudah clear dari turis seperti ini, jadi mereka kabur ke Bali. Persyaratan masuk Bali lebih mudah, mereka Cukup dapat visa on arrival (VoA) dan tidak mahal, bisa stay 30 hari. Kalau sudah siap bisa ke Malaysia dulu atau negara tetangga Indonesia yang lain baru kembali ke sini,” jelasnya. .

“Di Thailand mereka diusir dan mengungsi ke Bali. Nah, di Bali turis asing sangat welcome,” kata Sony lagi.

Manfaatkan Bahasa Umum

Sony mengatakan para turis Rusia itu bekerja secara ilegal di Bali setelah mereka melihat peluang bagi turis Rusia dan negara-negara bekas Uni Soviet lainnya untuk masuk ke Bali. Bahasa yang sama memungkinkan mereka untuk berhubungan dengan rekan senegaranya sebagai tamu. Mulai dari menjadi fotografer, tour guide, kursus naik motor, hingga sewa motor.

“Banyak turis yang berbahasa Rusia, dari Belarusia, Kazakstan, Uzbekistan, Lituania, dll, ketika mereka datang ke sini dan bahasa Inggris mereka terbatas, ketika ada orang Rusia yang pernah ke Bali sebelumnya, mereka merasa disederhanakan. Turis Rusia siapa yang jadi drivernya,” jelas Sony.

Turis Ukraina Dianggap Lebih Nakal

Dari pengamatan Sony, para turis Ukraina itu lebih nakal dan lebih menyebalkan saat membuat ulah. Sama seperti turis Rusia, mereka juga mengambil alih pekerjaan penduduk setempat, menjadi pemandu, fotografer, bahkan menyediakan layanan pijat.

Turis Ukraina berkomunikasi dalam bahasa Rusia.

“Nah, karena berkomunikasi dalam bahasa Rusia, warga membuat generalisasi bahwa turis nakal adalah turis Rusia. Padahal, turis Rusia dan Ukraina di sini tidak akur. Turis Ukraina merasa lebih aman karena kalaupun nakal, yang kena Stigma adalah turis Rusia. Ini seperti perang di Ukraina, suasananya sudah sampai di sini, di antara turis Rusia dan Ukraina,” jelas Sony.

***

Sony mengaku tidak terlalu khawatir dengan kemunculan fotografer asing di Bali, termasuk dari Rusia dan Ukraina. Namun, dia meminta turis asing tidak menyalahgunakan visa turis untuk bekerja di Bali.

“Umumnya perilaku mereka sangat meresahkan karena masyarakat lokal bisa melakukan banyak pekerjaan, karena komunikasi yang terbatas, sehingga turis Rusia dan Ukraina mengambil alih. Padahal, mereka datang ke Bali sebagai turis, tidak menggunakan visa kerja,” ujarnya. . Sony.

“Apalagi sebagai fotografer, saya tidak peduli mereka juga bekerja sebagai fotografer di sini. Silakan bekerja di sini, asal mereka mengurus dokumen kerja. Karena, kita bayar pajak, ada iuran ke pemerintah. Jangan ambil saja pekerjaan. Mereka harus memiliki izin dan bekerja sesuai aturan pemerintah,” tegasnya.

Simak Video “Kemenparekraf Sambut Ratusan Turis China di Bali”
[Gambas:Video 20detik]
(ya/perempuan)