Jakarta –
Ketika mendengar kata ‘virus zombie’, yang terlintas di benak sebagian orang mungkin adalah yang terdapat di sebagian besar film horor, yang dapat mengubah manusia menjadi mayat hidup. Tapi, ternyata ‘virus zombie’ ini sangat berbeda.
‘Virus zombie’ yang ditemukan ilmuwan Prancis sebenarnya adalah pandoravirus yedoma atau virus tertua. Dinamakan ‘virus zombie’ karena virus yang terkubur di bawah danau beku itu ‘dihidupkan kembali’ oleh para ilmuwan untuk mempelajari potensi kekerasan yang bisa muncul di masa depan akibat pemanasan global.
Dalam studi mereka, para ilmuwan menentukan bahwa virus yang telah diekstraksi dari permukaan beku Siberia berbeda dari semua virus yang ada yang diketahui dari segi genomnya.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Apakah ‘Zombie Virus’ sebagai Kekerasan dalam Film?
Mungkin tidak seperti zombie di film-film yang membuat manusia terlihat seperti mayat hidup. Namun, para ilmuwan mengungkapkan bahwa ‘virus zombie’ ini berpotensi menyebar dan menyebabkan gangguan kesehatan, seperti pandemi COVID-19.
Di masa depan, COVID-19 akan menjadi hal biasa. Ini karena virus akan diikuti oleh pencarian permafrost.
“Oleh karena itu, masuk akal untuk memikirkan risiko partikel virus purba tetap menular dan kembali beredar dengan mencairkan lapisan permafrost kuno,” tulis para ilmuwan, dikutip dari Outlook India.
Tak hanya itu, para ilmuwan juga mengatakan bahwa penemuan virus ini hanyalah puncak dari gunung es. Pasalnya, masih banyak virus yang terkubur di bawahnya yang belum ditemukan karena masih perlu penelitian lebih lanjut.
Simak Video “Penemuan Virus Mirip Covid-19 pada Kelelawar di China Selatan”
[Gambas:Video 20detik]
(halo)