Jakarta –
Penyanyi legendaris Celine Dion telah melaporkan bahwa dia menderita penyakit langka yang disebut ‘Stiff-Person Syndrome’. Kondisi tersebut memicu kejang otot, memaksa Dion membatalkan beberapa konser yang dijadwalkan di ‘Courage World Tour’ miliknya. Lantas, seberapa mematikankah penyakit langka ini?
“Sementara kita masih belajar tentang kondisi langka ini, kita sekarang tahu itu (Stiff-Person Syndrome) yang menyebabkan semua kejang yang saya alami,” kata pelantun ‘My Heart Will Go On’ itu di Instagram @celinedion, Kamis. (8/12/2022).
Sebelumnya, Dion juga sempat menunda residensinya di Las Vegas pada Oktober 2021 karena kram otot. Namun saat itu, Dion belum mengumumkan penyakitnya.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Dion baru-baru ini mengungkapkan bahwa kejang dipicu oleh sindrom langka. Dia sering mengalami kesulitan berjalan dan bernyanyi karena sindrom langka. Pasalnya, penyakit ini memicu kejang otot dan peningkatan kepekaan terhadap suara, sentuhan, dan rangsangan emosional yang dapat memicu kejang otot.
“Kejang ini memengaruhi setiap aspek kehidupan saya sehari-hari, terkadang menyebabkan kesulitan saat berjalan dan mencegah saya menggunakan pita suara untuk bernyanyi secara normal,” kata Dion.
“Saya bekerja keras dengan terapis kedokteran olahraga saya setiap hari untuk membangun kembali kekuatan dan kemampuan saya untuk bermain lagi. Tapi harus saya akui, ini sebuah perjuangan,” lanjutnya.
Gejalanya bisa mereda, tapi tidak sembuh total
Dr. Leah Croll, asisten profesor neurologi di Sekolah Kedokteran Lewis Katz di Temple University di Philadelphia, menjelaskan bahwa ada langkah pengobatan bagi mereka yang mengalami gejala kaku ‘Stiff-Person Syndrome’. Namun hingga saat ini, belum ada obat khusus untuk mengatasi kondisi kronis dan progresif dari sindrom ini.
Perlu dicatat bahwa Dr. Croll digunakan untuk mengobati pasien dengan penyakit saraf yang mempengaruhi otak, sumsum tulang belakang atau saraf tepi, termasuk sindrom orang kaku.