Jakarta –
Pemerintah Malaysia telah mengeluarkan penarikan kembali dua mie instan yang diduga menyebabkan kanker karena mengandung senyawa berbahaya Ethylene Oxide (EtO). Dua produk mi instan tersebut diketahui berasal dari Indonesia, yakni Indomie Rasa Ayam Spesial dan Mie Kari Putih Ah Lai dari Malaysia.
Berdasarkan laporan tersebut, pemerintah kembali melakukan uji laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua produk memenuhi standar dan dinyatakan aman untuk dikonsumsi.
“Mereka yang diperintahkan untuk ditarik kembali setelah deteksi etilen oksida dipastikan aman untuk dimakan dan mematuhi ketentuan undang-undang,” jelas Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Malaysia Dr Muhammad Radzi Abu Hassan dikutip dari CNA. , Minggu (14). /5/2023).
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
“Berdasarkan analisis laboratorium yang telah dilakukan terhadap sampel tersebut, Kementerian Kesehatan memastikan bahwa produk tersebut sesuai dengan undang-undang dan aman untuk dikonsumsi,” ujarnya dalam keterangan tertulis.
Menurut Ridzi, Kementerian Kesehatan Malaysia menerapkan enam tingkat pemeriksaan produk pangan impor di pintu masuk negara berdasarkan risiko. Produk yang tidak sesuai telah ditarik dari pasar.
“Untuk pemeriksaan Level 5 yaitu Hold, Test and Release (TUL), produk pangan yang masuk ke dalam negeri akan ditahan dan dianalisis terlebih dahulu,” jelasnya.
Sebelumnya, Kemenkes telah mencabut Indomie Spesial Mie Rasa Ayam dan Mie Kari Putih Ah Lai pada 26 April lalu. Namun setelah dilakukan pengujian, Malaysia menemukan bahwa produk tersebut telah memenuhi standar yang berlaku.
Penarikan kedua mie tersebut menyusul pernyataan dari Departemen Kesehatan Taiwan bahwa keduanya mengandung etilen oksida. Temuan itu merupakan bagian dari pemeriksaan mie instan kota di Taipei.
Pada bumbu mie instan Indonesia ditemukan kandungan etilen oksida sebesar 0,187 mg/kg. Sedangkan pada saus mie instan asal Malaysia ditemukan 0,065 mg/kg etilen oksida.
Seperti yang Anda ketahui, Etilena oksida (EtO) adalah gas tidak berwarna yang mudah terbakar dan berbau harum. Bahan ini biasa digunakan untuk pembuatan etilen glikol (antibeku), tekstil, deterjen, pelarut, atau produk lainnya.
Codex Alimentarius Commission (CAC) sebagai organisasi internasional di bawah World Health Organization (WHO) sebenarnya tidak menetapkan batas maksimal residu EtO, sehingga peraturan berbeda di setiap negara.
Menurut informasi di situs web Biro Bahan Beracun dan Bahan Kimia Taiwan di bawah Administrasi Perlindungan Lingkungan Tingkat Kabinet, etilen oksida beracun jika tertelan atau terhirup. Selain berisiko menyebabkan limfoma dan leukemia, etilen oksida dapat menyebabkan iritasi serius pada kulit dan mata jika bersentuhan dengan bahan ini. Meski pada kasus lain, bisa memicu cacat lahir dan faktor keturunan.
Simak Video “Pernyataan BPOM Tentang Indomie Ayam Spesial di Taiwan Mengandung EtO”
[Gambas:Video 20detik]
(suk/suk)