liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
Jumlah Bandara Internasional Dikurangi, Setuju atau Tidak?


Jakarta

Rencana pemerintah untuk mengurangi jumlah bandara internasional mendapat tanggapan positif. Pasalnya, bandara yang sepi turis asing dinilai berat dengan biaya operasional.

Saat ini, Indonesia memiliki 32 bandara internasional. Menteri BUMN Erick Thohir berencana memangkas setengahnya menjadi 14-15 bandara internasional saja.

IKLAN

GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN

Pengamat penerbangan Arista Atmadjati setuju dengan rencana tersebut. Ia menilai bandara internasional yang ada saat ini belum optimal digunakan sebagai pintu gerbang maskapai asing.

Dia mencontohkan Bandara Internasional Supadio, Kalimantan Barat, yang hanya 1-2 kali didarati oleh maskapai Tiger Air, kemudian bandara di Balikpapan Sepinggan dan Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado juga hanya didarati oleh maskapai Scoot dari Singapura dan Malaysia Airlines.

“Dengan 15 saja masih terlalu banyak. Katanya tujuh sampai delapan (bandara internasional) sudah cukup. Tidak ada gunanya tidak ada (maskapai asing),” kata Arista seperti dikutip CNBC Indonesia, Senin (6/6). /2/2018). 2023).

Tujuh bandara yang masih bisa distempel internasional adalah bandara di Medan, Surabaya, Yogyakarta, Jakarta, Bali, Makassar, dan Balikpapan. Bandara ini cukup sibuk melayani penerbangan asing.

Menurut Arista, bandara yang hanya melayani sedikit penerbangan internasional akan terbebani biaya operasional. Apalagi dengan banyaknya pintu keluar/masuk maskapai asing, hal ini tidak mempengaruhi jumlah wisatawan mancanegara.

“Itu tidak mempengaruhi orang, orang tidak terbang. Saya jamin penambahan 50 bandara internasional juga tidak akan mempengaruhi. Seperti Myanmar, tidak banyak, Malaysia tidak memiliki KL sebanyak Johor. Ada hanya beberapa bandara internasional,” kata Arista.

Pemerintah mengurangi jumlah bandara internasional untuk mengurangi jumlah titik keluar bagi warga negara Indonesia yang bepergian ke luar negeri. Sehingga mendorong wisatawan lokal untuk berwisata di Indonesia. Data menunjukkan wisatawan domestik mendominasi jumlah wisatawan di destinasi seluruh Indonesia dengan perbandingan 70 persen wisatawan lokal dan 30 persen wisatawan mancanegara.

***

Artikel ini sudah tayang di CNBC Indonesia. Untuk lebih lanjut, klik di sini.

Simak Video “Erick Thohir: Butuh Keberanian untuk Membersihkan Sepak Bola Indonesia”
[Gambas:Video 20detik]
(perempuan/perempuan)