Nairobi –
Jumlah korban tewas sebagai pengikut sekte sesat di Kenya masih terus meningkat. Secara total, 179 nyawa hilang dari insiden memilukan ini.
Kabar terbaru yang dirilis Kepolisian Kenya mengumumkan bahwa jumlah korban tewas aliran sesat di Kenya naik menjadi 179 orang yang meninggal pada Jumat (12/5). Sementara itu, lebih dari 600 warga Kenya juga dilaporkan hilang.
Mayat-mayat itu ditemukan saat menggali 12 kuburan di tanah pemimpin sekte Paul Mackenzie, dengan lebih banyak situs di sekitar benteng di Malindi masih digali pada hari Sabtu.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Dalam konferensi pers, Komisaris Daerah Pesisir Rhoda Onyancha menyatakan bahwa warga datang untuk mendaftarkan kerabat mereka yang hilang. Sejauh ini, 609 orang telah dilaporkan hilang.
Setelah sempat terhenti akibat cuaca buruk awal pekan ini, penggalian kembali dilanjutkan setelah beberapa hari tertunda.
Menteri Dalam Negeri Kithure Kindiki menggambarkan sekte tersebut sebagai kejahatan yang sangat terorganisir, mengutip banyak kuburan massal.
Dua pendeta yang memimpin gerakan sesat di Kenya dikabarkan diadili pada Selasa (2/5) lalu. AFP melaporkan bahwa dua pemimpin sekte tersebut adalah Paul Mackenzie Nthenge dan Ezekiel Odero.
Nthenge akan diadili di Malindi, sementara Odero akan diadili di Mombasa. Nthenge akan diadili setelah para pengikutnya diduga mati kelaparan di hutan Shakahola.
Pendiri Good News International Church mengindoktrinasi para pengikutnya bahwa kelaparan adalah satu-satunya cara untuk bertemu Yesus. Ada beberapa dakwaan terhadap Nthenge, termasuk pembunuhan, penculikan, dan kekejaman terhadap anak-anak.
Sementara itu, Odero ditangkap karena beberapa informasi menyebutkan bahwa korban yang ditemukan di hutan belantara Shakahola juga anggota gereja Odero, Pusat Doa Kehidupan Baru dan Gereja.
Menurut dokumen pengadilan, Odero dan Nthenge memiliki rekam jejak “investasi bisnis bersejarah” bersama, termasuk menggunakan televisi untuk menyebarkan “pesan radikal” kepada pengikut mereka.
Tragedi yang disebut sebagai “Pembantaian Shahakahola” dianggap sebagai penutup kegelapan di Kenya karena aliran sesat yang belakangan menjamur.
Berdasarkan data pemerintah, lebih dari 4.000 gereja ada di Kenya dengan sekitar 50 juta jemaat. Dari ribuan gereja, beberapa di antaranya dianggap sesat.
—–
Artikel ini dimuat di CNN Indonesia.
Tonton Video “73 Mayat Kultus Sesat Korban Kelaparan Ditemukan di Kenya”
[Gambas:Video 20detik]
(www www)