Jakarta –
Turis China termasuk salah satu sumber cuan penting untuk pariwisata Indonesia. Sayangnya, saat ini mereka sulit liburan ke sini.
Pemerintah Indonesia menargetkan 235 ribu kunjungan turis China ke Indonesia tahun ini. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno optimis target itu dapat tercapai kendati kunjungan turis China sedang terkendala sejumlah hal.
“235 ribu kelihatannya akan tercapai,” kata Sandiaga dalam jumpa pers di Gedung Sapta Pesona, Kemenparekraf, Jakarta pada Senin (7/8/2023).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Namun kita mengantisipasi recovery dari pasar China. Memang betul karena ada isu internal mengenai regulasi, mahalnya tiket, minimnya interkoneksi, dan sebagainya. Jadi ini akan terus kita upayakan untuk lakukan pendekatan dan solusi. Pasar China sangat penting karena luar biasa peluangnya,” ujar Sandiaga.
Saat ini, Sandiaga bersama Kemenparekraf sedang berusaha untuk mendorong kedatangan turis China ke Indonesia. Untuk diketahui, sebelum pandemi COVID-19, jumlah kunjungan turis China dapat mencapai 1 juta per tahun.
“Strategi pasar China akan fokus ke yang berkualitas dan berkelanjutan di pasar-pasar utama seperti Shanghai, Beijing, dan Guangzhou. Itu fokus kita melalui targeted dan segmented digital marketing yang bisa terkonversi ke actual visit,” kata dia.
Sandiaga juga menyayangkan adanya hal-hal yang menghambat turis China untuk berlibur di Indonesia. Padahal menurutnya, turis China sangat suka dengan Indonesia.
“Indonesia ini top of mind (turis China). Bali itu yang paling ingin dikunjungi dan setiap misi kami ke China mendapatkan sambutan yang sangat antusias. Tapi terbatas interkoneksi, mahalnya harga tiket dan belum memiliki paspor setelah pandemi, ini yang menjadi hambatan,” Sandiaga memaparkan.
Sebelumnya, Chinese Outbound Tourism Research Institute (COTRI), sebuah perusahaan konsultan independen yang berbasis di Jerman mengatakan banyak perubahan minat warga China setelah pembatasan China dibuka. Banyak dari mereka yang lebih memilih untuk liburan di dalam negeri.
“Dalam tiga tahun penutupan negara, setiap orang harus bepergian ke dalam negeri, termasuk orang kaya yang memberikan dorongan bagi industri pariwisata dalam negeri,” kata Arlt.
Di samping itu, menurut laporan ‘State of Travel 2023’ dariSkift Research saat ini penerbangan domestik China telah pulih seperti tahun 2019. Namun untuk internasional, masih kurang dari setengah tingkat pra-pandemi, turun hampir 5 juta kursi.
Kurangnya penerbangan yang terjangkau dan waktu tunggu yang berlarut-larut untuk visa perjalanan ke luar negeri telah memperlambat pemulihan keluar China.
Simak Video “Alasan Indonesia Tak Wajibkan Turis China Negatif Covid-19”
[Gambas:Video 20detik]
(pin/fem)