Jakarta –
Harimau Sumatera kembali menjadi korban ulah manusia. Lagi-lagi jerat babi merenggut nyawanya.
Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar menyatakan harimau sumatera atau panthera tigris sumatrae yang terjerat perangkap babi di Jorong Tikalak, Nagari Tanjung Beringin, Kecamatan Lubuk, Kabupaten Pasaman tidak bisa diselamatkan atau mati pada Selasa sekitar pukul 11.50 WIB. .
“Harimau sumatera sudah mati dan bangkainya sudah dibawa ke Polsek Sikap Lubuk,” kata Kepala Pelaksana Seksi Konservasi BKSDA Sumbar, Rusdiyan P. Ritonga di Lubukbasung, dilansir Antara, dikutip Kamis (18/5/2018). 2019). 2023).
Dikatakannya, tim medis dari Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan (TMSBK) Bukittinggi melakukan identifikasi awal penyebab kematian satwa berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
Setelah mengidentifikasi pemeriksaan tahap awal, akan dilanjutkan dengan nekropsi atau pembedahan karkas di RS Hewan Padang.
“Ini mengikuti prosedur operasi standar penanganan kematian satwa liar dan kami akan menguburkan bangkainya di kantor BKSDA Sumbar,” katanya.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
[Gambas:Instagram]
Harimau itu mati di tanah rakyat
Ia menambahkan, hewan tersebut ditemukan terjerat di tanah oleh seorang warga, Munawar (52), saat pergi ke kebun dan melihat seekor harimau sumatera terjerat.
Ia pun langsung melaporkannya ke pemuda tersebut dan pemuda tersebut melaporkannya ke Polsek Lubuk Attitude. Kapolsek Sikap Lubuk melaporkan penemuan tersebut ke call center BKSDA Sumbar.
Mendapat informasi tersebut, BKSDA langsung mengutus Tim Penyelamat Satwa BKSDA Sumbar, Resor Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Panti.
“Hasil pemeriksaan di lapangan ditemukan seekor harimau sumatera yang terjebak perangkap babi di kebun warga. Harimau ini dari Balai Perlindungan Satwa Malampah Alahan Panjang, karena kawasan itu paling dekat dengan lokasi tersebut,” ujarnya.
Rusdian mengimbau warga untuk selektif dalam memasang perangkap di taman mereka, agar tidak membahayakan satwa liar yang dilindungi. BKSDA Sumbar akan melakukan patroli untuk menghalau oknum lainnya dan membersihkan jebakan di lokasi yang dimaksud.
“Saya menghimbau kepada masyarakat untuk bekerjasama sesuai dengan apa yang dikatakan oleh petugas di lapangan, karena pada usia ini biasanya sudah ada hewan lain,” ujarnya.
Sementara dokter TMSBK Bukittinggi, Drh Yoli Zulfanedi mengatakan, harimau sumatera itu berjenis kelamin betina yang berusia kurang dari dua tahun atau masih remaja.
Kematian hewan tersebut disebabkan oleh kegagalan pernafasan yang ditandai dengan mukosa atau lidah yang membiru atau sianotik.
Kemungkinan keterikatan dapat menyebabkan gagal napas dan peningkatan panas. Namun mereka tidak tahu jika ada jerat di lehernya, karena harimau tersebut sudah berada di Mapolres Sikap Lubuk.
“Untuk memastikan kematiannya diperiksa di RS Hewan Padang,” ujarnya.
Kapolres Lubuk Iptu Yufrizal mengatakan, bangkai hewan tersebut dibawa ke Mapolres Lubuk setelah ditemukan tewas.
“Ini untuk keamanan, karena hewan-hewan ini dilindungi undang-undang,” katanya.
Tonton Video “Sedih! Memindahkan Bangkai Harimau Sumatera yang Mati dalam Perangkap”
[Gambas:Video 20detik]
(misalnya/perempuan)