liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
Lepas Tim Angkat Besi ke Kolombia, Ini Pesan Menpora ke Eko Yuli dkk


Jakarta

Menpora Zainudin Amali resmi melepas kontingen angkat besi ke Kejuaraan Dunia 2022. Ia berharap ada prestasi yang bisa dibawa pulang.

Sebanyak 12 atlet telah diberangkatkan ke Kejuaraan Dunia yang juga merupakan kualifikasi Olimpiade Paris 2022. Ajang tersebut akan digelar di Bogota, Kolombia, 5-16 Desember.

“Hari ini saya baru saja melepas kontingen Indonesia yang akan berlaga di nomor tunggal. Ini keseriusan kami dalam menggeluti olahraga ini,” kata Amali di Wisma Kemenpora, Rabu (30/11/2022).

IKLAN

GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN

“Angkat besi merupakan salah satu cabang olahraga yang kita harapkan dapat diandalkan untuk target peningkatan peringkat Indonesia di Olimpiade. Semoga terus menunjukkan progres peningkatan prestasi hingga menjadi pilar utama Indonesia,” ujarnya.

Menpora melepas Tim Angkat Besi (Foto: Mercy Raya/detikSport)

Dari 20 kelas yang dipertandingkan di Kejuaraan Dunia, PABSI mengikuti delapan kelas, terdiri dari kelas 61 kg, 73 kg, 89 kg untuk kategori putra, dan kelas 49 kg, 55 kg, 59 kg, 71 kg, dan +87 kg. . untuk kategori putri.

Dari kelas tersebut, bahkan empat di antaranya diikuti oleh dua atlet asal Indonesia. Seperti Eko Yuli Irawan/Ricko Saputra (kelas 61 kg), Rahmat Erwin Abdullah/Rizki Juniansyah (73 kg), Natasya Beteyob/Nelly (55 kg), dan Restu Anggi/Tsabitha Alfiah Ramadani (71 kg).

“Sebelumnya PABSI menceritakan (lolos ke Olimpiade) sangat sulit karena harus bersaing dengan puluhan atlet dari berbagai negara, bahkan saling bersaing,” jelas Amali.

“Tapi ini olahraga. Selama sportifitas dijalankan dan nilai-nilai sportifitas tetap dijunjung tinggi, menurut saya berkompetisi dengan rekan satu tim adalah suatu keharusan,” ujarnya.

“Seorang atlet harus selalu siap menghadapi siapapun. Dan yang paling penting bukan hanya persiapan fisik, latihan, strategi, tapi mental dari atlet itu sendiri karena ini kejuaraan. Mohon dukungannya agar mereka berani maju dan datang. kembali dengan prestasi yang membanggakan,” ujar Menpora asal Gorontalo.

Sementara itu, Eko Yuli berterima kasih atas dukungan moril dan material yang diberikan pemerintah terhadap kualifikasi Olimpiade di Kolombia.

“Yang pasti anggaran yang sudah dikeluarkan tidak akan saya sia-siakan. Ini akan kita maksimalkan dengan prestasi di Kolombia nanti,” ujar pemegang rekor dunia kelas 61 kg di kelas clean and jerk itu.

(mcy/afff)