Jakarta –
Manchester City menghadapi kasus pelanggaran aturan keuangan Liga Premier. Mantan penasihat keuangan mereka mendukung sanksi penghapusan jika terbukti.
Manchester City telah didakwa dengan lebih dari 100 pelanggaran peraturan keuangan Liga Premier. Pelanggaran ini berlangsung selama sembilan tahun, sejak 2009-2018, dengan ancaman sanksi mulai dari pengurangan poin, pembatasan transfer, pencabutan gelar hingga eliminasi.
Tuduhan itu dibatalkan setelah penyelidikan selama empat tahun. Manchester City diyakini akan menghadapi situasi yang berbeda dibandingkan tahun 2020, ketika mereka berhasil ‘lolos’ dari sanksi UEFA.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Menariknya, dalam kasus ini, mantan penasihat keuangan Man City Stefan Borson tweeted bahwa larangan degradasi sangat masuk akal mengingat skala pelanggarannya.
“Entah disebut melebih-lebihkan situasi atau tidak, ruang lingkup tuduhan PL (Liga Inggris) berada pada level yang jika terbukti harus mengarah pada degradasi,” ujarnya.
The Daily Mail menjelaskan bahwa Stefan Borson, selain mantan penasihat keuangan Man City, juga merupakan penggemar klub tersebut. Dia adalah seorang pengacara, sebelumnya seorang bankir, juga seorang CEO dan penasihat umum untuk perusahaan yang berurusan dengan dugaan masalah akuntansi historis.
Pada tahun 2020, Man City menghindari sanksi UEFA karena melanggar Financial Fair Play setelah mengajukan banding ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS). Salah satu faktor yang menguntungkan mereka adalah aturan penuntutan yang membatasi waktu UEFA, sesuatu yang tidak dimiliki Liga Premier.
Tonton Video “Man City Dapat Dilarang Dari Liga Premier Karena Melanggar FFP”
[Gambas:Video 20detik]
(mentah/af)