liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
Ortu Cek! Begini Beda Demam gegara COVID-19 Vs DBD pada Anak


Jakarta

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menekankan risiko kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia. Pasalnya, seiring dengan masih berlangsungnya pandemi COVID-19 di RI, sulit membedakan gejala infeksi virus Corona dengan DBD, terutama yang bergejala awal.

Pada anak-anak, kedua penyakit ini dikenali dari gejala demamnya. Anggota Unit Kerja Koordinasi Penyakit Menular (UKK) Infeksi dan Penyakit Tropis IDAI, dr Mulya Rahma Karyanti, SpA(K), IBCLC menyatakan bahwa DBD dan COVID-19 dapat dibedakan secara jelas melalui pemeriksaan laboratorium. Oleh karena itu, penting untuk memeriksakan pasien ke fasilitas kesehatan sedini mungkin.

“Kalau demamnya sendiri, DBD tinggi sulit dibedakan infeksi virusnya dalam 3 hari pertama. Jadi kalau tidak membaik dalam dua sampai tiga hari, sebaiknya segera ke fasilitas kesehatan terdekat untuk dicari penyebabnya. ,” jelasnya dalam konferensi media virtual ‘Demam Berdarah Dengue. On Children’, Kamis (26/1/2023).

IKLAN

GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN

“Karena kalau demam dini, kita susah membedakannya. Tapi kita ada pemeriksaan penunjang, pemeriksaan laboratorium yang bisa memastikannya,” tambah dr Karyanti.

Meski pasien COVID-19 dan DBD sama-sama mengalami gejala demam, dr Karyanti menjelaskan, ada gejala lain yang bisa membedakan kedua penyakit tersebut. Misalnya pada DBD, demam biasanya disertai gangguan pencernaan seperti mual dan diare.

Selama COVID-19, demam lebih sering disertai gangguan pernapasan bagian atas.

“Contohnya, COVID yang awalnya hanya demam, tidak menunjukkan gejala apa-apa. Tapi di COVID, seperti yang kita ketahui Delta, dia sudah mengalami kelainan selain kelainan seperti rasa, bau, kemudian mulai batuk. hidung mendominasi. Apalagi untuk kasus infeksi saluran pernapasan atas yang lebih banyak pilek, pilek,” terangnya.

“Tapi kalau DBD bukan pilek seperti itu. Demamnya tinggi sekali, bisa disertai mual. ​​Lebih dominan ke gejala saluran cerna (seperti) mual, muntah, atau misalnya diare. 20 sampai 30 persen kasus anak bisa terjadi Diare juga. Tapi bedanya, pilek dominan di COVID,” pungkas dr Karyanti.

Simak Video “Update Perkembangan Kasus Covid-19 Jelang Akhir Tahun 2022”
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/kna)