Klaten –
Viralnya praktik prostitusi berkedok usaha kuliner warung soto di Klaten. Berikut fakta yang perlu diketahui traveler:
Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Klaten berhasil menggerebek warung soto di Kampung Gatak, Kecamatan Delanggu, Klaten. Warung soto diduga digunakan sebagai tempat prostitusi.
Dari hasil pemeriksaan petugas, ada dua PSK yang nongkrong di warung soto. Bahkan warga menyebut praktik prostitusi di warung soto sudah berlangsung turun-temurun.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Berikut fakta fenomena prostitusi berkedok warung soto di Klaten:
1. Terungkap dari penemuan jenazah kakek dan nenek
Praktik prostitusi ini terungkap setelah seorang kakek berinisial P (70), warga Kecamatan Delanggu, ditemukan tewas di sebuah warung soto. Korban diduga terkena serangan jantung.
“Diduga ada gangguan jantung. Dokter sudah periksa ke Puskesmas dan tidak ada tanda-tanda kekerasan,” jelas Kapolres Delanggu AKP Sutiman Hadi kepada wartawan di lokasi, Selasa (2/5/2023) sore.
Menurut Kapolres, kejadian tersebut diketahui sekitar pukul 11.30 WIB dan warga melaporkannya ke Polisi. Korban ditemukan tewas saat tidur di dalam rumah.
“Katanya, begitu tidur, Bablas langsung meninggal. Keluarga menerimanya dan jenazahnya dibawa pulang,” tambah Sutiman.
2. Penggerebekan oleh Satpol PP
Satpol PP Pemkab Klaten kemudian menggerebek warung soto tersebut. Petugas menemukan lokasi yang diduga sebagai tempat prostitusi.
“Iya, kemarin di lokasi ada orang meninggal. Tapi saat kita serbu posisinya tidak ada tamu,” kata Subkoordinator Penindakan dan Penindakan Satpol PP dan Dandim Klaten, Sulamto, Selasa (9). /5/2023) minggu lalu.
3. Sediakan 3 Kamar
Dari hasil peninjauan, rumah tersebut ternyata milik seorang lansia. Ada tiga ruangan di rumah yang sering digunakan untuk prostitusi.
“Di dalam rumah ada tiga kamar. Biasanya rumahnya disamarkan sebagai warung,” tambah Sulamto.
4. Tarif Rp 70 ribu
Hasil pemeriksaan petugas ternyata tarif pelanggan cukup membayar Rp 70.000 sudah termasuk sewa kamar.
“Tarif yang ditetapkan penjaga warung Rp 70.000, itu satu kamar plus PSK. Yang punya rumah atau kamar dapat Rp 15.000, selebihnya untuk PSK,” kata Koordinator Kecil Aksi Satpol PP ini. dan Petugas Pemadam Kebakaran Kabupaten Klaten, Sulamto kepada detikJateng, Jumat (12/5/2023).
Sulamto menjelaskan, modus operandi di rumah tersebut terungkap setelah Senin (8/5) sekitar pukul 14.00 WIB Satpol PP melakukan pemeriksaan ke lokasi. Rumah itu kecil.
5. Ada 2 pelacur yang nongkrong
Dari hasil review anak pemilik rumah yang membuka warung soto, wedangan dan lainnya yang juga membuka jasa prostitusi. Ada dua pelacur nongkrong.
“Di sana ada dua PSK yang berasal dari daerah sekitar Delanggu. Kami juga mendapat laporan dari warga melalui media sosial kami, memang rumah itu digunakan untuk itu,” jelasnya.
Satpol PP, lanjut Sulamto, sebenarnya sudah memantau rumah tersebut. Itu digerebek tahun lalu tapi kosong.
“Setahun lalu kami razia di sana, operasinya padat tapi kosong, tidak ada penghuninya, jadi tidak ada hasil. Kali ini benar, tiga kamar digunakan,” tambah Sulamto.
6. Beroperasi Untuk Waktu Yang Lama
Ternyata prostitusi cukup melegenda di daerah tersebut. Bahkan ada warga yang mengatakan bahwa tempat prostitusi itu sudah turun temurun.
“Menurut keterangan warga, rumah tersebut sudah lama digunakan untuk prostitusi,” kata Sulamto.
Sementara itu, seorang warga berinisial S mengatakan, tempat prostitusi itu sudah ada sejak lama. Warga sekitar lokasi menyebut tempat itu Mbok Seger.
“Lokasi ini sudah lama ada bahkan generasi tua pun tahu karena sudah ada sejak pabrik guni guni ada,” ujar S kepada detikJateng.
Menurutnya, keberadaan tempat prostitusi muncul seiring dengan beroperasinya pabrik goni di kawasan tersebut. Sebagai catatan, pabrik goni ini sudah beroperasi sejak zaman kolonial, tepatnya pada tahun 1934.
“Sudah turun-temurun dan sekarang yang jaga anak-anak, biasanya orang pasar yang ke sana. Dari depan ruko, tapi di belakang ada dua atau tiga kamar,” ujarnya.
7. Pemdes Sekarang Ditutup
Pemerintah Kampung Gatak mengancam akan menggugat mereka yang menyebarkan penipuan yang memojokkan kampung mereka. Pemdes mengatakan, warung tersebut hanya menyediakan kamar, bukan PSK.
“Kami sudah rapat. Kami akan proses secara hukum bagi mereka yang menyebarkan berita hoaks seperti di TikTok,” kata Kepala Desa Gatak, Kecamatan Delanggu, Walino saat dimintai konfirmasi detikJateng, Sabtu (13/5).
“Ada yang menyudutkan sampai merugikan padahal itu tidak benar. Di sana tidak ada PSK, tidak disiapkan juga dan hanya disewakan, didatangkan dari luar,” jelas Walino.
Walino mengatakan, setelah dilakukan pemeriksaan oleh Satpol PP Pemkab Klaten, pemerintah desa sudah mengambil tindakan. Pemerintah desa juga telah menutup lokasi tersebut.
“Lokasi sudah kami tutup,” kata Walino.
—–
Artikel ini pernah dimuat di detikJateng.
Simak Video “Menemukan Sarang PSK di Tambora, Jakarta Barat Tertutup di Asrama”
[Gambas:Video 20detik]
(www www)