Jakarta –
Twitter diramaikan dengan kicauan yang menanyakan netizen tentang kecanduan pornografi. Aura seseorang dinilai berbeda jika kecanduan pornografi.
“Bukankah orang (baik laki-laki/perempuan) yang menonton film porno memiliki aura yang berbeda?” tulis akun @tanyakanrl.
“Auranya menggelap karena cahaya imannya tertutup. Hidupnya tidak pernah tenang, dia akan memikirkannya dan merusak konsentrasinya jika dia tidak menontonnya sekali. Makanya yang sering nonton, lebih baik dicoba. berhenti pelan-pelan. Lebih baik berhenti sekarang daripada nanti,” cuit akun @delapannn.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Menanggapi hal itu, psikolog Anastasia Satriyo, M.Psi mengatakan, anggapan aneh seperti ini perlu diwaspadai. Sebagai seorang psikolog anak, ia lebih memperhatikan paparan pornografi sejak dini karena pemahaman anak terhadap segala hal masih terbatas. Berbicara saja, anak belum pandai membedakan mana kalimat yang boleh digunakan dan mana yang tidak.
“Apalagi kalau sudah nambahin materi pornografi. Malah bakalan digunain buat ngobrol sama temen, jadi bisa masuk ke isu pelecehan seksual padahal dia nggak tahu nggak boleh dibahas,” jelasnya saat ditemui detikcom .com di Fakultas Kedokteran UPH, Tangerang.
Efek Kecanduan Pornografi
Menurut Anastasia, pornografi memberikan gambaran seksualitas yang salah. Orang dewasa ingin pasangan tampil seperti di film. Ini mempengaruhi kualitas hubungan dengan pasangan. Ketika pengelolaan emosi tidak baik maka dapat mengakibatkan terjadinya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
“Ini juga mempengaruhi kepercayaan diri dan ekspektasi hubungan sosial. Masturbasi memiliki efek positif dalam melepaskan stres. Namun pornografi dan masturbasi sebenarnya adalah 2 hal yang berbeda,” tambah Anastasia.
Ia menjelaskan, pada umumnya orang yang sering menonton film porno belum tentu melihat gerak-geriknya dengan jelas. Namun, kecanduan yang parah dapat menunjukkan gejala seperti kecemasan atau berkeringat saat tidak menontonnya.
Dokter anak dr. dr. Fransisca Handy BW Agung, SpA, IBCLC menambahkan, orang tua harus menjadi pendidik seks pertama dan utama bagi anaknya. Orang tua harus dapat mendiskusikan seks dengan anak-anak mereka secara terbuka dan nyaman.
“Banyak orang tua yang tidak memiliki aturan gadget di rumah. Anak-anak memegang gadget setiap hari. Mereka bisa kecanduan. Saat ini, pornografi banyak dilakukan melalui layar (perangkat),” ujar Dr Fransisca. Dia mengatakan orang tua juga perlu mengatur screen time di rumah.
Simak Video “Tenaga Kesehatan Minta Maaf, Live TikTok Saat Pasien Melahirkan”
[Gambas:Video 20detik]
(naf/naf)