komunitas detikTravel –
Saat ini visa Schengen sedang menjadi trending topik, karena sejak epidemi mulai dikendalikan dan negara-negara Eropa dibuka, orang-orang mulai kembali ke Eropa untuk berkunjung. Dan akhirnya mulai sulit untuk membuat janji untuk mendapatkan visa.
Buat visa Schengen? Salah, visa tetap dibuat di salah satu negara tujuan di Eropa, tapi kenapa disebut visa Schengen? Ya, visa juga berlaku untuk negara-negara yang tergabung dalam perjanjian Schengen.
Sedikit sharing cerita yang saya ambil dari berbagai sumber, juga saat saya datang ke Schengen Museum. Schengen adalah nama sebuah desa kecil di negara Luxemburg yang menjadi tempat perjanjian bebas kontrol perbatasan, yang awalnya dimulai oleh 5 negara yaitu Jerman, Prancis dan Benelux (Belgia, Luxemburg Belanda) pada tahun 1985 dan mulai digunakan sekitar tahun 1990.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Sebelumnya, setiap negara harus membuat visa yang hanya berlaku untuk negara tersebut. Jika Anda mengunjungi 7 negara, Anda membuat 7 visa. Bayangkan berapa lama proses dan biayanya.
Mengapa Kota Schengen? Schengen disepakati karena kota ini berbatasan langsung dengan Jerman, Perancis dan Benelux, perjanjian ditandatangani di atas kapal Princes Marie Astried.
Untuk menjaga situasi netral, konon kapal berlabuh sedekat mungkin dengan perbatasan tiga negara yang terbentang di tengah sungai Moselle. Kesepakatan itu benar-benar membuat kami bersyukur bahwa kami dapat berkeliling Eropa tanpa harus mengajukan visa ke masing-masing negara.
Perjanjian Schengen memungkinkan orang untuk bepergian dengan bebas tanpa kontrol perbatasan, tidak hanya untuk warga negara Eropa tetapi juga untuk hampir sebagian besar penduduk dunia, termasuk Indonesia.
Tepat di tepi sungai Moselle yang mengalir dengan tenang, ada Museum Schengen tempat kita bisa belajar sejarah perjanjian, ada juga pameran seragam dan topi untuk petugas / polisi di perbatasan dari beberapa negara untuk diingat bahwa mereka bertanggung jawab untuk memeriksa paspor di setiap perbatasan antar negara. .
Jika kita punya cukup waktu kita bisa menonton film pendek tentang sejarah perjanjian dan penandatanganan Schengen. Tidak ada biaya masuk ke museum ini, dan yang menarik adalah kita bisa memiliki souvenir mata uang senilai 0 euro yang dicetak oleh mesin dengan memasukkan koin 2 euro.
Di halaman yang terhubung ke dermaga, kami menemukan tanda besar bertuliskan Schengen masih hidup dan terdapat bendera semua negara yang tergabung dalam perjanjian Schengen dari 26 negara dan nantinya akan bergabung dengan Rumania, Bulgaria, Siprus, dan Kroasia.
Schengen tidak terletak di jalur utama wisata Eropa, jika Anda tidak sengaja ingin mengunjungi desa yang dipenuhi kebun anggur ini, tentu Anda tidak akan pernah tahu nama yang sering kita sebut dan memungkinkan Anda bepergian ke 26 negara Eropa dengan satu visa tanpa batas. . Berkat perjanjian Schengen, saya tidak ingin lagi membayangkan mendapatkan visa ke setiap negara di Eropa!