Jakarta – ‘Super-aging’ kini bukan sekadar istilah yang mengacu pada populasi yang menua, tapi kenyataan yang akan segera melanda negara-negara Asia Pasifik dan Amerika Latin. Data dari PBB menunjukkan bahwa di seluruh dunia, populasi orang dewasa berusia 65 tahun ke atas mengalami penuaan lebih cepat dibandingkan kelompok usia lainnya.
Lebih lanjut, data tersebut juga menyebutkan bahwa pada tahun 2030 akan ada 34 negara super-age, atau 20% populasinya akan diisi oleh mereka yang berusia 65 tahun ke atas. Kemudian pada tahun 2050, 1 dari 6 orang di seluruh dunia akan berusia di atas 65 tahun.
Sementara statistik ini menggambarkan seperti apa dunia kita, apa dampak nyatanya terhadap negara-negara Asia Pasifik dan Amerika Latin? Perserikatan Bangsa-Bangsa mengungkapkan bahwa pada tahun 2050, orang dewasa berusia 60 tahun ke atas akan menjadi 35% dari populasi di Eropa, 28% di Amerika Utara, 25% di Amerika Latin dan Karibia, dan 24% di Asia.
Khusus di Indonesia, data Bappenas menyebutkan jumlah lansia di Indonesia diprediksi akan terus meningkat. Bappenas memperkirakan pada tahun 2035 akan ada 27,97% penduduk berusia 50 tahun ke atas atau 85.501.100. Selain itu, data yang sama, jika dilihat dari tahun 2015 hingga 2035, penduduk usia 50 tahun terus meningkat.
Pergeseran demografis ini akan berdampak global pada sistem perawatan kesehatan, ekonomi, dan masyarakat secara keseluruhan.
Apa yang Mendorong Pertumbuhan Global Ini?
Orang-orang sekarang hidup lebih lama. WHO menetapkan angka harapan hidup global sekitar 72 tahun pada 2016, meningkat 24 tahun sejak 1955. Hal ini disebabkan peningkatan pendidikan kesehatan masyarakat dan kemajuan teknologi obat.
Selain itu, masyarakat di seluruh dunia mulai mengadopsi gaya hidup tanpa anak, atau tidak memiliki anak sama sekali. Apalagi, perempuan kini tak lagi memiliki anak sejak kecil.
Hal ini menyebabkan pengurangan jumlah pekerja yang mampu memberikan layanan kepada penduduk usia lanjut, serta pengurangan penduduk usia kerja yang diharapkan dapat berkontribusi pada perekonomian. Hal ini tentunya dapat mengancam program pemerintah yang bertujuan memberikan bantuan kepada penduduk dewasa.
Apa dampak dari pertumbuhan ini?
Pergeseran demografis akibat penuaan dini ini berdampak besar pada sistem perawatan kesehatan, ekonomi, dan masyarakat. Sebuah lembaga penelitian di Singapura mengatakan populasi lanjut usia di Asia akan menelan biaya layanan kesehatan hingga S$27 triliun (US$20 triliun).
Sementara di Eropa, biaya penuaan diperkirakan meningkat hingga 27% dari produk domestik bruto (PDB). Hal ini menimbulkan tanda tanya besar, berapa banyak tindakan dan biaya yang dibutuhkan untuk menghidupi populasi yang sangat tua ini?
Menanggapi fenomena ini, pemerintah di seluruh dunia bekerja untuk mengembangkan peraturan dan layanan publik terkait pekerjaan, perawatan kesehatan, dan pensiun untuk orang dewasa.
Apa Efek Fisik ‘Penuaan’ pada Orang Dewasa?
Banyak orang dewasa di seluruh dunia mulai menikmati hidup lebih lama. Tapi itu tidak berarti umur panjang datang dengan kesehatan yang baik.
Perkembangan teknologi kedokteran saat ini memang mampu memberantas hampir semua penyakit. Namun, penyakit seperti obesitas dan diabetes masih menjangkiti banyak orang di seluruh dunia.
Penuaan juga menyebabkan perubahan pada sistem pencernaan, saluran kemih, dan otak. Selain itu, orang lanjut usia rentan terhadap pengeroposan tulang dan kehilangan massa otot yang berdampak signifikan pada kesehatan.
Kehilangan massa otot dapat mempengaruhi mobilitas dan mengganggu sistem kekebalan tubuh. Tidak hanya itu, massa otot yang rendah juga dikatakan berkontribusi terhadap komplikasi setelah operasi, rawat inap yang lebih lama, penurunan fungsi organ, dan kualitas hidup yang lebih rendah.
Penuaan adalah sesuatu yang tidak dapat dicegah. Namun di sisi lain, hilangnya massa otot dapat dikurangi dengan aktivitas fisik yang teratur dan asupan nutrisi yang cukup.
Peran Nutrisi dalam Mencegah Kehilangan Massa Otot
Pola makan yang baik dan seimbang dapat mendukung pertumbuhan massa otot dan membantu orang dewasa pulih lebih cepat dari cedera, penyakit, atau pembedahan. Salah satu nutrisi yang dapat mencegah kerusakan otot dan menjaga massa otot adalah HMB (beta-hydroxy-beta-methylbutyrate).
HMB ditemukan dalam makanan seperti lele, alpukat, telur, fillet dada ayam, dan steak. Meski begitu, jumlah HMB dalam makanan tersebut masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan mencegah kerusakan otot. Oleh karena itu, diperlukan suplementasi tambahan untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan HMB.
Anda bisa mendapatkan HMB dengan mudah dengan cara meminum Sure Gold dari Abbott dengan cara minum 2x sehari. Memastikan Emas tidak hanya aman dikonsumsi oleh lansia, tetapi juga usia dewasa yang aktif.
Kandungan HMB terbukti secara klinis membantu menjaga massa otot dalam tubuh, dengan berperan sebagai pintu gerbang yang menyeimbangkan dan memperlambat kerusakan otot. HMB dapat meningkatkan massa dan kekuatan otot untuk aktif sepanjang hari. Massa otot yang sehat untuk kualitas hidup yang lebih baik.
Memastikan Gold juga dilengkapi dengan lemak baik yang bersumber dari 100% lemak nabati yang kaya akan omega 3 dan omega 6, serta triple protein yang terdiri dari whey, kasein dan kedelai. Dirancang untuk meningkatkan membantu menjaga fungsi otot dan mendukung kepadatan tulang (tinggi kalsium dan vitamin D), Pastikan Emas juga mengandung antioksidan, seng, dan juga Vitamin A, C, D dan E. Ayo, jaga imun tubuh agar tidak t sakit. Selain itu, Sure Gold diperkaya dengan sumber serat pangan FOS dan rendah laktosa sehingga nyaman untuk pencernaan.
Memastikan Emas telah teruji secara klinis dan tersedia dalam 3 rasa yang lezat yaitu Vanila, Gandum dan Coklat.
Penuhi kebutuhan nutrisi dengan Sure Gold! Dengan mempraktekkan 2 gelas Sure Gold setiap hari, untuk menunjang kekuatan dan daya tahan tubuh agar tetap aktif setiap hari. Mari persiapkan masa tua dengan menjaga kekuatan massa otot untuk kualitas hidup yang lebih baik!
Pelajari lebih lanjut tentang Sure Gold di Instagram @ensureindonesia.
(adv)