Jakarta –
Ahli epidemiologi yang bekerja di laboratorium di Wuhan baru-baru ini mengungkap asal-usul COVID-19. Dalam buku berjudul ‘The Truth about Wuhan’, Dr. Andrew Huff menyebut virus Corona buatan manusia yang bocor dan menyebar karena lemahnya sistem biosecurity.
Diketahui dr. Huff bekerja di laboratorium di Wuhan tempat dia bereksperimen dengan berbagai patogen berbahaya. Menurut Dr. Huff, COVID-19 adalah hasil kebocoran dari Institut Virologi Wuhan di Tiongkok.
Diakuinya, dia ada di sana saat pemerintah Amerika Serikat mendanai penelitian dan pembuatan banyak virus di laboratorium. Namun, gedung tersebut tidak difasilitasi oleh sistem keamanan yang mumpuni. Akibatnya, terjadi kebocoran virus yang kemudian menyebar dan memicu wabah COVID-19.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Teori Serupa Dibantah oleh WHO
Pada tahap awal pandemi COVID-19, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) membela teori yang mengatakan, COVID-19 dimulai dengan penularan di pasar basah. Namun seiring berjalannya waktu, Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus kemudian mengaku kepada politisi Eropa bahwa dirinya khawatir virus Corona benar-benar bermula dari kebocoran di laboratorium. Dia menyebut insiden itu sebagai “kecelakaan bencana”.
Selama bertahun-tahun, para ahli yang mempelajari asal-usul COVID-19 meyakini bahwa virus corona adalah hasil kebocoran dari ilmuwan yang terinfeksi, atau pembuangan limbah laboratorium yang tidak tepat.
Sampai saat ini keterangan dr. Huff mengedarkan bahwa dia dulu bekerja untuk EcoHealth Alliance dan menjadi wakil presiden perusahaan. Perusahaan telah mempelajari virus corona yang berbeda pada kelelawar selama lebih dari satu dekade menggunakan dana dari National Institutes of Health (NIIH). Mereka juga menjaga hubungan dekat dengan laboratorium Wuhan selama bertahun-tahun.
“Laboratorium asing tidak memiliki langkah-langkah kontrol yang memadai untuk memastikan biosafety, biosecurity dan manajemen risiko yang tepat, yang pada akhirnya mengakibatkan kebocoran laboratorium di Institut Virologi Wuhan,” tulis Dr Huff dalam tulisannya, dikutip Marca, Senin (5). . /12) /22022).
“Kami membantu lab Wuhan menemukan metode terbaik yang tersedia untuk merekayasa virus corona kelelawar untuk menyerang spesies lain. China tahu sejak hari pertama bahwa ini adalah agen rekayasa genetika. Pemerintah AS harus disalahkan atas transfer bioteknologi berbahaya ke China,” dia melanjutkan.
Tonton Video “Studi AS Ungkap Covid-19 Perparah Kerusakan Otak Jangka Panjang”
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/naf)