liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
liveslot168
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
Cocol88
bosswin168
bosswin168 login
bosswin168 login
bosswin168 rtp
bosswin168 login
bosswin168 link alternatif
boswin168
bocoran rtp bosswin168
bocoran rtp bosswin168
slot online bosswin168
slot bosswin168
bosswin168 slot online
bosswin168
bosswin168 slot viral online
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
cocol88
lotus138
bosswin168
bosswin168
maxwin138
master38
master38
master38
mabar69
mabar69
mabar69
mabar69
master38
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
cocol77
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
ronin86
cocol77
ronin86
cocol77
cocol77
cocol77
maxwin138
Sunyi Senyap Jalur Cadas Pangeran, Ini Kisah Seram di Baliknya


Sumedang

Jalur Batu Pangeran di Sumedang kini sudah jarang dilalui. Keheningan jalur ini menghadirkan cerita horor yang sering dialami para traveller. Lihat ceritanya!

Jalur lama Cadas Pangeran merupakan jalur alternatif menuju jalan utama di bawah. Daerah ini merupakan salah satu daerah rawan longsor.

Sebab, terdapat tebing batu yang tinggi dan jurang yang sangat curam. Sehingga arus kendaraan di jalur lama menjadi terbatas.

IKLAN

GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN

Latar belakang sejarah yang menyelimuti jalur tua Cadas Prince di masa Hindia Belanda, membuatnya dikenal sebagai jalan yang angker dan seram. Karena konon, dalam pembangunannya banyak yang meninggal.

Salah satunya diidentifikasi Beno (39), warga Desa Cijeruk, Kecamatan Pamulihan, Sumedang. Ia tak memungkiri bahwa jalan lama Cadas Prince memang dikenal seram. Bedanya, dulu karena masih banyak hewan liar, bukan untuk hal mistis.

“Jadi dulu rumahnya seram karena masih banyak pohon di sepanjang jalan dan orang yang lalu lalang tidak takut hantu tapi binatang buas seperti ular,” terang Beno yang berprofesi sebagai tukang ojek di mobil. Setiap hari.

Bicara hewan liar, terutama ular, lanjut Beno, warga masih sering melihatnya.

“Saya pernah melihat ular sanca besar, bahkan warga sering melihatnya,” terangnya.

Menurutnya, hal lain yang menyebabkan Jalan Cadas Pangeran dikenal angker dan jahat adalah karena kawasan Cadas Pangeran dulunya merupakan tempat pembuangan mayat.

“Dulu waktu kecil sering mendengar kabar ada mayat yang dibuang di Cadas Prince, tapi sekarang sudah tidak ada lagi,” ujarnya.

Beno mengatakan, ada tempat yang sebagian warga gunakan sebagai tempat suci. Tempat itu bernama Cadas Lawang.

“Batu Lawang letaknya tidak jauh dari Sumedang. Di atasnya ada batu bertuliskan,” jelasnya.

Mulyana (39), warga lainnya, pernah mengalami kejadian mistis tepat di lereng pertigaan menuju Kampung Cijeruk. Bahkan, hal mistis itu juga dialami oleh temannya.

“Entah kebetulan atau apa, disana saya melihat sosok pocong pada malam hari, saya kira warga sedang bercanda, tiba-tiba sosok itu menghilang saat saya lebih memperhatikan,” katanya.

“Waktu itu teman saya tidak percaya, tapi saat lewat, diperlihatkan sosok pocong yang sama,” ujarnya lagi.

Namun, pengalaman mistis ini biasa terjadi dan dia menerima begitu saja dan tidak ada yang dibesar-besarkan.

Mengenai lokasi Cadas Lawang, ia juga membenarkan adanya patilasan di sana.

“Ada yang berbentuk kuburan, tapi sebenarnya pemakaman, tapi saya tidak tahu apa itu,” katanya.

Mulyana menambahkan, jika menyebut ular besar itu, warga sering melihat hewan tersebut.

“Nah untuk ular, biasanya hewan ini terlihat di dekat mata air Cilawas, lokasinya persis di tengah jalan lama Cadas Prince,” ujarnya.

—–

Artikel ini pernah dimuat di detikJabar dan selengkapnya bisa dibaca di sini.

Simak Video “Orang Sumedang Ciptakan Software Black Box Reader Pesawat, Dijual Rp 100 Juta”
[Gambas:Video 20detik]
(www www)