Jakarta –
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung sempat terpuruk usai diterjang tsunami. Namun, kawasan wisata itu mulai bangkit dengan memanfaatkan ikan tuna.
Tsunami memporak-porandakan Tanjung Lesung pada 22 Desember 2018. Bencana ini membuat patahan besar yang mempengaruhi migrasi ikan tuna di Tanjung Lesung.
Sebelumnya, tuna jarang ditemukan di Tanjung Lesung. Namun, setelah tsunami, pergerakan tuna tampak signifikan di sana.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Pergerakan ikan tuna mulai terlihat di bulan Agustus-Oktober,” kata Managing Director PT Banten West Java Widi Widiasmanto dalam jumpa pers di Gedung Sapta Pesona, Kemenparekraf, Senin (25/9/2023).
Memanfaatkan momen migrasi tuna ini, Widi mengadakan acara yang bertujuan untuk menghidupkan kembali Tanjung Lesung sebagai salah satu wisata bahari untuk wisatawan Jakarta. Acara itu adalah lomba mancing tuna bertajuk Tuna Game Fishing Competition.
“Buat kami, tuna adalah berkah baru dari tsunami,” ujar Widi.
Acara ini digelar pada tanggal 7 Oktober 2023 di Pantai Lalasa. Ada dua kategori yang bisa diikuti, yakni profesional dan khusus nelayan.
Untuk pemenang pertama dikategori profesional, akan mendapat hadiah Rp 50 juta untuk juara pertama, sementara di kategori nelayan akan mendapat Rp 5 juta untuk peringkat 1.
Pengalaman memancing ikan di Tanjung Lesung mulai dilirik banyak wisatawan. Widi mengaku pernah bertemu wisatawan yang bermalam dan berhasil mendapat tuna sampai 10 kg. Dari sini, ia yakin bahwa potensi tuna bisa menjadi potensi baru bagi Tanjung Lesung.
“Kami berharap Kemenparekraf bisa membantu event ini menjadi skala internasional di tahun-tahun berikutnya,” pungkasnya.
Simak Video “Bersantai Sejenak Menikmati Panorama Alam Tanjung Lesung Banten”
[Gambas:Video 20detik]
(bnl/pin)