Jakarta –
Mahalnya taksi di Bandara Halim Perdanakusuma akibat monopoli menjadi perbincangan hangat di kalangan traveller di timeline. Grup Lion Air juga terseret.
Namun, perlu diketahui bahwa mereka tidak lagi terkait dengan layanan Bandara Halim Perdanakusuma. Corporate Communications Strategist Lion Air Danang Mandala Prihantoro membenarkan hal tersebut.
“Terkait taksi mahal, komplain bukan domain kami untuk menentukan harga. Lebih baik tanya Angkasa Transportindo Selaras,” kata Danang, dikonfirmasi Selasa (27/12/2022).
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
“Itu salah satu pengelola Bandara Halim dan satu lagi Angkasa Pura II. Lion Air tidak lagi mengelola Bandara Halim,” imbuhnya.
Dalam rilis resmi diterima detikcomPT Angkasa Transportindo Selaras (ATS) merupakan pengelola lahan di Bandara Halim Perdanakusuma seluas 21 hektare bersama AP II sebagai pemegang izin Badan Usaha Bandar Udara (BUBU).
Di sisi lain, Kementerian Perhubungan telah melakukan bagiannya dengan menghidupkan kembali Bandara Halim Perdanakusuma untuk melayani penerbangan komersial mulai 1 September 2022. AP II menyediakan semua fasilitas di darat dan udara.
Semua layanan pendukung fasilitas umum dan komersial untuk penumpang juga telah disediakan termasuk transportasi darat yang terdiri dari operator bus, operator taksi, dan operator kendaraan sewa.
ATS adalah bagian dari Whitesky Aviation. Chief Executive Officer Whitesky Aviation Denon Prawiaraatmadja saat itu mengatakan kerjasama antara AP II dan ATS dilakukan untuk memberikan pelayanan terbaik bagi Indonesia dan negara.
Tonton videonya “Cerita Cucu Pendiri Blue Bird: Dulu Main Mesin, Sekarang Jadi CEO”
[Gambas:Video 20detik]
(misalnya/perempuan)