Jakarta –
Pengalaman mistis sering menarik perhatian orang. Tak heran, nama Dr Stephanie belakangan ini menjadi perbincangan di media sosial. Isi pengalaman mistisnya saat menjalankan tugasnya sebagai dokter forensik ditonton jutaan netizen dan dibanjiri ratusan ribu likes.
Pemilik nama lengkap dr Stephanie Renni Anindita, SpFM ini mengaku tidak memiliki ‘keunggulan’ untuk melihat hal-hal di luar nalar. Namun, beberapa tokoh mencoba berkomunikasi dengannya melalui mimpi.
“Ketika dia berkomunikasi dengan sangat kuat sehingga ketika saya tidur dia muncul dalam mimpi saya, sampai saya mencoba untuk bangun sulit. Waktu itu saya terjebak dan bangun pagi-pagi, bagaimana ada memar di mana dia mencoba menyentuh saya, kata Dr. Stephanie dalam acara itu pagi keduaJumat (12/5/2023).
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Sebagai orang yang bekerja di kamar mayat, Dr Stephanie mengakui banyak kasus yang tidak bisa dijelaskan secara medis.
“Saya bukan indigo, saya tidak punya kelebihan. Tapi kadang saya punya frekuensi yang sama dengan mereka. Kadang saya lihat, saya dengar. Tapi kalau sudah seperti itu, saya pikir mereka hanya mencoba berkomunikasi. ” ujarnya dalam wawancara terpisah.
Awal dari ‘Ngonten’
Dr. Stephanie baru mulai membuat konten 1-2 bulan yang lalu. Awalnya, beberapa teman mendorong Dr. Stephanie menceritakan lebih banyak pengalaman mistis setelah ia menjadi narasumber di dua saluran YouTube.
“Beberapa teman berkata, ‘Cobalah berbagi cerita lain.’ Masih banyak lagi. Siapa tahu ada yang share, ada teman yang merasa terkait atau mengambil pelajaran dari kasus yang dialaminya,” jelas dokter kelahiran 1987 itu.
Baginya, menjadi content creator sama saja dengan mewujudkan passionnya dalam mengajar. Selain itu, ia ingin mengedukasi masyarakat berdasarkan kasus yang ditanganinya.
“Saya ingin berbagi kepada masyarakat luas, semoga mereka tidak mengalami apa yang terjadi pada korban yang saya tangani. Saya ingin masyarakat sadar bahwa masih ada beberapa hal yang tidak atau belum dijelaskan secara medis. Dari sini, kita bisa belajar banyak,” tambahnya.
Kode Etik sering dipertanyakan
Sering ditanya soal kode etik, dr Stephanie menegaskan masih berpedoman pada Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) terkait etika dokter menggunakan media sosial. Ia juga mengatakan bahwa menjadi tenaga kesehatan bukan berarti tidak boleh menggunakan media sosial.
“Saya menyamarkan nama, tempat, identitas, bahkan terkadang mengubah kronologis untuk melindungi korban dan keluarganya. Tapi poin yang ingin saya sampaikan adalah apa yang terjadi itu benar adanya,” ujarnya.
Selain untuk menghindari pelanggaran kode etik, penyamaran ini dilakukan untuk melindungi pasien dan keluarganya. Pasalnya, masyarakat kerap menilai kehidupan korban secara negatif dalam kasus-kasus yang tidak bisa dijelaskan secara medis. Pentingnya penyamaran identitas ini berguna untuk menghindari asumsi buruk dan kasus aslinya tidak terungkap.
“Saya harus melindungi identitas pasien. Jangan sampai orang menganggap nama korban dan keluarganya jelek. Karena terkadang korban dikatakan meninggal karena penasaran, orang mengatakan, ‘Jangan kira orang itu yang melakukannya. hal-hal buruk atau apa yang terjadi pada keluarganya selama hidupnya. . Itu yang saya hindari,” jelasnya.
NEXT: Sekilas tentang dunia Dokter Forensik
Simak Video “Karakter Stephanie Anindita, Dokter Forensik yang Viral Gara-gara ‘Konten Mistis'”
[Gambas:Video 20detik]