Jakarta –
Ratusan netizen Tiongkok memberikan penghormatan kepada dokter Li Wenliang. Ini terjadi setelah China melonggarkan kebijakan penguncian nol-Covid yang ketat dan dramatis.
Li adalah ‘pelapor’ yang memperingatkan munculnya penyakit mirip SARS yang menyebar pada Desember 2019 melalui media sosialnya. Dia adalah salah satu dokter yang bekerja di pusat kota Wuhan, China.
Namun, Li dihukum polisi karena diduga menyebarkan ‘rumor’ atau berita bohong tentang penyakit tersebut. Namun, Li akhirnya meninggal karena COVID-19 dan memicu kemarahan serta kesedihan masyarakat di China.
IKLAN
GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN
Hampir tiga tahun setelah kematian Li Wenliang, profilnya di media sosial Weibo mendapat ratusan komentar dari masyarakat China. Hal itu terjadi setelah pemerintah mengumumkan pelonggaran pembatasan COVID-19 secara nasional pada Rabu (7/12/2022).
“Seseorang sepertimu sangat dibutuhkan, biasa dan kecil tapi tegas dan berani, tanpa disadari menjadi pahlawan dan martir,” tulis seorang netizen, dikutip dari Channel News Asia, Jumat (9/12/2022).
“Yang memberi peringatan dini selalu dikenang. Saya harap masyarakat lebih transparan,” kata netizen lainnya.
Beberapa pengguna Weibo sangat mengapresiasi keberanian Li. Namun, yang lain dibuat frustrasi oleh peraturan COVID-19 yang ketat dan kekhawatiran mereka atas perubahan mendadak dalam kebijakan pemerintah.
“Saya tidak tahu apakah Anda akan kecewa dengan kebijakan pemerintah ini,” tulis seorang.
“Sebagai petugas tes PCR, saya lelah mengejar kasus positif, terlalu banyak sampel yang harus ditangani, informasi yang masuk ke dalam sistem yang sepertinya tidak ada habisnya, arus pengaduan masyarakat semakin meningkat,” imbuhnya.
Tonton Video “Resor di China Lockdown, 80 Ribu Turis Terjebak”
[Gambas:Video 20detik]
(halo)